Berdasar pada Trinidad and Tobaco
Bureau of Standards (TTBS), Corporate Social Responsibility diartikan
sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan
masyarakat secara lebih luas (Budimanta,Prasetijo & Rudito, 2004,
p.72).
World Business Council
for Sustainable Development mendefiniskan Corporate Social
Responsibility sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk
berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi
sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta
komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (Iriantara, 2004,
p.49). “Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang
baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan” (Kotler
& Nancy, 2005,p.4)
Jadi, dapat kita simpulkan
bahwa Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk
memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu issue tertentu di
masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih
baik. Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya :
bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa
barang, dll.
Di sini perlu dibedakan antara program Corporate Social
Responsibility dengan kegiatan charity. Kegiatan charity hanya
berlangsung sekali atau sementara waktu dan biasanya justru menimbulkan
ketergantungan publik terhadap perusahaan. Sementara, program Corporate
Social Responsibility merupakan program yang berkelanjutan dan bertujuan
untuk menciptakan kemandirian publik (“Paradigma Baru CSR”, Oktober
2006).
Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat (Wibisono, 2007, p.66). Philip Kotler dan Nancy Lee juga mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan menjalankan tata kelola bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka pemerintah dan masyarakat akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka.
Citra
positif ini akan menjadi asset yang sangat berharga bagi perusahaan
dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis (Kotler
& Nancy, 2005)
Melihat pentingnya pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam membantu perusahaan menciptakan citra positifnya maka perusahaan seharusnya melihat Corporate Social Responsibility bukan sebagai sentra biaya (cost center) melainkan sebagai sentra laba (profit center) di masa mendatang. Logikanya sederhana, jika Corporate Social Responsibility diabaikan kemudian terjadi insiden. Maka biaya yang dikeluarkan untuk biaya recovery bisa jadi lebih besar dibandingkan biaya yang ingin dihemat melalui peniadaan Corporate Social Responsibility itu sendiri. Hal ini belum termasuk pada resiko non-finansial yang berupa memburuknya citra perusahaan di mata publiknya (Wibisono, 2007).
Lima Pilar Aktivitas Coprorate Social Responsibility
Dalam penelitian kali ini konsep Corporate Social Responsibility akan diukur dengan menggunakan lima pilar aktivitas Corporate Social Responsibility dari Prince of Wales International Bussiness Forum, yaitu (Wibisono, 2007,p.119) :
1. Building Human Capital
Secara internal, perusahaan dituntut untuk menciptakan SDM yang andal. Secara eksternal, perusahaan dituntut untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, biasanya melalui community development.
2. Strengthening Economies
Perusahaan dituntut untuk tidak menjadi kaya sendiri sementara komunitas di lingkungannya miskin, mereka harus memberdayakan ekonomi sekitar.
3. Assessing Social Chesion
Perusahaan dituntut untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik.
4. Encouraging Good Governence
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus menjalankan tata kelola bisnis dengan baik.
5. Protecting The Environment
Perusahaan berupaya keras menjaga kelestarian lingkungan.
Manfaat CSR bagi Perusahaan :
1. Meningkatkan Citra Perusahaan
Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.
Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.
2. Memperkuat “Brand” Perusahaan
Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan
Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan
3. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.
4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya
Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama.
Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama.
5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan
Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global.
Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global.
6. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan
Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR.
Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR.
7. Meningkatkan Harga Saham
Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan rutin, masyarakat bisnis (investor, kreditur,dll), pemerintah, akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan otomatis harga saham perusahaan juga akan meningkat.
Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan rutin, masyarakat bisnis (investor, kreditur,dll), pemerintah, akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan otomatis harga saham perusahaan juga akan meningkat.
contoh perusahaan yang telah melakukan CSR:
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN).
STRUKTUR ORGANISASI
PLN telah “berkomitmen menjadikan tenaga
listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan
menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan”, PLN bertekad
menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk itu, PLN mengembangkan Program
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Wewenang dan tanggung jawab Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero), mencakup di antaranya:
- Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup kegiatan Community relation, Community Services, Community Empowering dan Pelestarian alam.
- Menyusun dan melaksanakan program kepedulian sosial perusahaan.
- Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
- Memastikan tersedianya dan terlaksananya program pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya pengembangan citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance.
PLN telah “berkomitmen menjadikan tenaga
listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan
menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan”, PLN bertekad
menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk itu, PLN mengembangkan Program
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Wewenang dan tanggung jawab Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero), mencakup di antaranya:
- Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup kegiatan Community relation, Community Services, Community Empowering dan Pelestarian alam.
- Menyusun dan melaksanakan program kepedulian sosial perusahaan.
- Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
- Memastikan tersedianya dan terlaksananya program pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya pengembangan citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance.
PELAKSANAAN PROGRAM
1. PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
a) Community Relation
Kegiatan ini menyangkut pengembangan
kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang
terkait. Beberapa kegiatan yang dilakukan PLN antara lain: melaksanakan
sosialisasi instalasi listrik, contohnya melalui penerangan kepada
pelajar SMA di Jawa Barat tentang SUTT/SUTET, dan melaksanakan
sosialisasi bahaya layang-layang di daerah Sumenep, Pulau Madura, Jawa
Timur
b) Community Services
Program bantuan dalam kegiatan ini
berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan
yang dilakukan selama tahun 2011, antara lain memberikan :
- Bantuan bencana alam.
- Bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya yang berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru.
- Bantuan sarana umum pemasangan turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin – Kabupaten Bogor, Jawa Barat serta bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor – Buleleng, Bali.
- Bantuan perbaikan sarana ibadah.
- Operasi Katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa Barat, dan kota lainnya di Indoenesia
- Bantuan Sarana air bersih,
c) Community Empowering
Kegiatan ini terdiri dari program-program
yang memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
- Bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
- Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah.
- Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
- Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI produktivitas tinggi
- Bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman organik di sekitar instalasi PLN
- Pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya.
- Program budi daya jamur tiram masyarakat Desa Umbul Metro, Lampung.
- Bantuan Pelatihan budidaya rumput lain di Kalimantan Timur
- Bantuan Pelatihan kelompok tani tambak ikan tawar Danau Sentani, Papua
- Pelatihan manajemen UKM dan Kiat-kiat pengembangan UKM di Papua
- Pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi pengrajin souvenir khas Papua
- Penyuluhan pertanian untuk petani di Genyem, Papua
- Pemberian bibit coklat masyrakat dibawah ROW P3B Sumatera
KISAH MITRA BINAAN
JAT’S CRAFT – KOTA GEDE YOGYAKARTA(PENGRAJIN TEMBAGA)
Salah satu mitra binaan PT PLN (Persero)
yang merasa mendapat manfaat dari Peraturan Menteri Negara BUMN No.
PER-05/MBU/2007 tentang PKBL itu adalah Bapak Ojat Sudrajat Pemilik
JAT’S CRAFT di Kota Gede, Yogyakarta. Bapak tiga anak yang bermigrasi di
saat masa kanak-kanaknya ke Yogyakarta dari Sumedang Jawa Barat
mengikuti orang tuanya yang berdarah wiraswasta. Di kota pengrajin
tembaga itu, dimulailah usaha kecil Pak Ojat di tahun 2001. Namun, badai
krisis moneter 97-98 berimbas pada usaha kecilnya. Pak Ojat pun membuat
banyak proposal ke hampir seluruh instansi. Tak putus asa hingga di
tahun 2000, PKBL PT PLN (Persero) mencairkan bantuannya sebesar kurang
lebih Rp 4 jutaan dan semenjak itu, ia menjadi mitra binaan PT PLN
(Persero).
Dua tahun setelah menjadi mitra PT PLN
(Persero), Jat’s Craft—sudah mengikuti pameran di Surabaya. Tahun 2003
mengajukan proposal lagi ke PKBL PT PLN (Persero) setelah pinjaman yang
pertama sukses ia tunaikan, PKBL PT PLN (Persero) karena kepercayaannya
memberikan dana Rp 14 juta. tahun 2004 ada pameran ke Singapore. Gempa
bumi Jogjakarta tahun 2006 membuat kegiatan usahanya berhenti. Mulai
dari rumah, workshop dan mesin hancur total. tetapi, PT PLN (Persero)
memberi kelonggaran Satu tahun tidak mengangsur. Tidak hanya kelonggaran
angsuran, PT PLN (Persero) mengajak mitra kerja yang ulet ini untuk
pameran ke Berlin. memberi kesempatan pameran di tingkat internasional
untuk menjual karya-karyanya. “Saya beruntung, sudah lama menjadi mitra
PT PLN (Persero), karena UKM-UKM baru lainnya kalau ingin mendapatkan
bantuan, harus ada jaminannya.
Mungkin untuk penghindaran kredit macet
di masa depan.”Pak Ojat juga mengutarakan bahwa semestinya ada tingkatan
kepercayaan yang lebih tinggi ketika mitra binaan telah terjalin lebih
dari sepuluh tahun. Ini adalah pengalaman Pak Ojat ketika pameran oleh
PT PLN (Persero) di Berlin. Seorang pembeli memesan kerajinannya hingga
1,3 M rupiah. Tapi, pemesan tersebut hanya mau memberi uang muka 30%
saja, Pak Ojat kelimpungan darimana ia peroleh 20% untuk modal awalnya.
“Saya minta saran dari PT PLN (Persero) saat itu, bahkan saya menawarkan
bagi hasil dengan PT PLN (Persero). Tapi karena belum ada programnya,
PLN PT PLN (Persero) tidak bisa mencairkan dana untuk saya. Ya sudah,
saya lepas pesanan itu karena memang saya tidak punya modal cukup.” Akan
tetapi, hal itu tidak membuatnya putus asa. Justru memacu Pak Ojat
semakin kreatif dan ulet lagi.
SURYA UTAMA MANDIRI (IBU HARYANTI) (PENGRAJIN TEMPURUNG)
Awalnya, sambil bekerja sebagai guru TK
honorer, Haryanti membuat kreasi dari tempurung kelapa yang sederhana.
Hingga suatu hari, seorang datang padanya untuk membuat kreasi baru, tas
dari batok. “Wah, pertama sih takut gagal, tapi ada hasrat untuk
membuat kreasi yang lain.” kata perempuan kelahiran tanggal 23 Desember
ini. Setelah mencoba dan berhasil ditambah pelanggannya puas, membuat
semangat untuk berkreasi bentuk baru. ”Kalau barangnya itu-itu saja,
pelanggan bisa bosan. Kita juga bisa kalah dengan mereka yang memiliki
usaha serupa.” kata mantan guru honorer ini. Usaha yang dirintis tahun
2002 ini, awalnya membuat sendiri produk-produknya.
Namun, itu dilakukannya sebelum pesanan
melimpah seperti sekarang. Mulai dari mengambil limbah tempurung,
membentuknya menjadi karya seni hingga pemasaran, ia lakoni dengan
bantuan sang suami. Kini, ketika usahanya telah mekar, ia tak sanggup
lagi bekerja sendiri sehingga mempekerjakan orang lain. Sebanyak 10
karyawan sekarang membantunya memproduksi aneka kerajinan tempurung
kelapa ini.
”Saya dan suami tinggal membagi-bagi tugas. Saya memegang
pemasaran, sedangkan suami bagian produksi barang-barang,” tambah ibu
tiga anak ini. Untuk memasarkan produknya, ajang pameran menjadi
andalan. Apalagi setelah mendapat suntikan dana PKBL dari PT PLN
(Persero), ajang pameran yang menjadi salah satu keberhasilannya.
“Program PKBL-nya PT PLN (Persero) itu bagusnya tidak hanya kasih uang
saja, tapi PLN benar-benar memberdayakan kami, salah satunya ajang
pameran,” tuturnya gembira. Lulusan sekolah perguruan ini mengaku diajak
teman untuk membuat proposal kepada PKBL PT PLN (Persero) tahun 2008
dengan dana Rp 20 juta. “Ini pertama kali, dan sebulan kemudian, saya
dapat telepon kalau proposal saya disetujui dan dana segera cair.”
Pameran terbukti ampuh untuk
memperkenalkan produk ini pada kalangan yang lebih luas. Buktinya,
pesanan datang dari mana-mana seperti Jakarta, Bali, bahkan dari negeri
yang jauh, Jamaica, Kanada dan Malaysia. Haryanti sangat terbantukan
sebagai salah satu mitra binaan PT PLN (Persero). “UKM itu kan yang
paling penting adalah pameran dan pemasaran. PKBL PT PLN (Persero)
membuat saya nyaman dengan program ini.” Tidak hanya sekedar memberi
bantuan berupa materi dan pemasaran, Haryanti tertolong sekali dengan
para pejabat PKBL PLN yang menurutnya dapat memberi tenggang rasa
apabila dia tidak bisa mengangsur. Meski relatif jarang, namun pernah ia
mengalami kesulitan keuangan, hingga menunggak 1 bulan. PT PLN
(Persero) tidak memberikan beban bunga kepada tagihannya yang telat.
“Berbeda dong dengan Bank, telat sedikit pasti kami ketar ketir karena
ada beban bunga dan biaya keterlambatan. Alhamdulillah, PT PLN (Persero)
begitu percaya pada saya, toh karena waktu itu saya memang kurang. Ini
hampir lunas doakan lancar dan PT PLN (Persero) tetap percaya kepada
saya sebagai binaan mereka.”
BERBAGI TERANG UNTUK SEMUA
Siapa yang tidak mengenal PT PLN
(Persero) ? Perusahaan Listrik Negara yang merupakan salah satu BUMN
terbesar milik negeri ini. Keberadaan PT PLN (Persero) merupakan hal
yang sangat penting dan mendasar bagi masyarakat. Tanpa penerangan, buku ini tidak akan berada di tangan Anda. Di era 80-an, ada program namanya
Listrik Masuk Desa. Program ini adalah pencapaian PT PLN (Persero)
untuk menerangi negeri ini hingga ke pelosok nusantara.
Kini, seluruh nusantara terang benderang.
PT PLN (Persero) telah berhasil menerangi pelosok daerah. Masyarakat
tentunya sangat terbantu oleh PT PLN (Persero) karena listrik telah
sampai ke rumah mereka. Melihat bahwa listrik merupakan kebutuhan dasar
masyarakat, maka sangat penting bagi PT PLN (Persero) dan masyarakat
untuk bergandengan tangan agar kedua belah pihak saling menguntungkan.
Pelanggan mendapat pelayanan terbaik dari PT PLN (Persero), sementara PT
PLN (Persero) mendapat bantuan dari masyarakat karena ikut menjaga dan
memelihara hingga merasa memiliki instalasi PT PLN (Persero).
Tidak hanya hubungan sebagai pelanggan,
tapi PT PLN (Persero) pun berkontribusi secara sosial bagi masyarakat.
Lewat program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR), PT PLN (Persero) turut berperan serta membantu
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hadirnya CSR PT
PLN (Persero) tentu dapat memberikan citra positif bagi PT PLN
(Persero).
Lewat buemerintah dapat mengambil peran penting tanpa
harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini.
Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami
Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan
krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa
menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan
pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi, mendukung,
dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam
upaya besar ini. ku ini, mari kita terus bergandengan tangan. Berkomunikasi dua arah demi
pencitraan perusahaan yang baik dalam menerapkan Good Corporate
Governance. buku ini hadir untuk Anda sebagai tanda santun bagi kami kepada mitra binaan
kami yang setia dan telah sukses dengan usahanya dan membawa harum PT
PLN (Persero)
analisis :
1. program CSR (Corporate Social Responsibility) akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah.
2. pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.
3. Sasaran dari Program CSR adalah: (1) Pemberdayaan SDM lokal (pelajar, pemuda dan mahasiswa termasuk di dalamnya); (2) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat sekitar daerah operasi; (3) Pembangunan fasilitas sosial/umum, (4) Pengembangan kesehatan masyarakat, (5) Sosbud, dan lain-lain.
4. Kemitraan dapat menghasilkan solusi antara argumen yang menekankan market atau profit (“the business of business is business” yang memprioritaskan shareholders) dengan argumen moral (atau Corporate Social Responsibility atau CSR yang memperhatikan stakeholders).
analisis :
1. program CSR (Corporate Social Responsibility) akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah.
2. pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.
3. Sasaran dari Program CSR adalah: (1) Pemberdayaan SDM lokal (pelajar, pemuda dan mahasiswa termasuk di dalamnya); (2) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat sekitar daerah operasi; (3) Pembangunan fasilitas sosial/umum, (4) Pengembangan kesehatan masyarakat, (5) Sosbud, dan lain-lain.
4. Kemitraan dapat menghasilkan solusi antara argumen yang menekankan market atau profit (“the business of business is business” yang memprioritaskan shareholders) dengan argumen moral (atau Corporate Social Responsibility atau CSR yang memperhatikan stakeholders).
sumber:
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/corporate-social-responsibility-csr.html
http://beritaid.blogspot.com/2011/05/manfaat-csr-bagi-perusahaan.html
http://www.pln.co.id/?p=129
http://labitacanadase.webs.com/apps/blog/show/2694870
http://labitacanadase.webs.com/apps/blog/show/2694870